Kemudian dengan perlahan sekali Oom Heru mulai mengayunkan pantatnya
hingga kurasakan batang kemaluannya menyusuri setiap inci liang
kemaluanku. Nikmat sekali rasanya. Aku tak sempat mengerang karena
tiba-tiba bibir Oom Heru sudah melumat bibirku. Lidahnya menyeruak masuk
mulutku dan mencari-cari lidahku. Aku pun membalasnya.
"Hmmgghh"
Kudengar
Oom Heru mendengus tanda birahinya sudah mulai meningkat. Gerakan
batang kemaluannya semakin mantap di dalam jepitan liang kemaluanku. Aku
merasakan betapa batang kemaluanya yang keras menggesek-gesek
kelentitku. Aku pun mengerang dan tubuhku bergerak liar menyambut
gesekan batang kemaluannya. Pantatku mengangkat ke atas seolah-olah
mengikuti gerakan Oom Heru yang menarik batang kemaluannya dengan cara
menyendal seperti orang memancing hingga hanya ujung batang kemaluannya
yang masih terjepit dalam liang kemaluanku.
Lalu setelah itu
didorongnya batang kemaluannya dengan pelahan hingga ujungnya seolah
menumbuk perutku. Dilakukannya hal itu berulang-ulang. Aku merasa ada
semacam sentakan dan kedutan hebat saat Oom Heru menarik batang
kemaluannya dengan cepat! (Belakangan aku baru tahu kalau itu namanya
teknik sendal pancing setelah Oom Heru menceritakannya! Intinya teknik
ini adalah mendorong secara pelan hingga batang kemaluannya masuk
seluruhnya lalu menarik dengan cepat seperti orang menyendal saat
memancing hingga hanya ujung batang kemaluannya yang masih tertinggal!
Wow.. Ternyata teknik inilah yang kurasakan paling nikmat dan menjadi
teknik favoritku!! Pembaca bisa mencobanya dan wanita ditanggung akan
ketagihan deh!!).
Napasku semakin terengah-engah dan merasakan
kenikmatan yang kini semakin tak tertahankan. Begitu besarnya batang
kemaluan Oom Heru, sehingga lubang vaginaku terasa sangat sempit.
Sementara karna tubuhnya yang berat, batang kemaluan Oom Heru semakin
menyeruak ke dalam liang kemaluanku dan melesak hingga ke dasarnya.
Sangat terasa sekali bagaimana rasanya batang kemaluan Oom Heru
menggesek-gesek dinding liang kemaluanku.
Tanpa sadar aku pun
mengimbangi genjotan Oom Heru dengan menggoyang pantatku. Semakin lama,
genjotan Oom Heru semakin cepat dan keras, sehingga tubuhku
tersentak-sentak dengan hebat. Slep... slep... slep... sleep... bunyi
gesekan batang kemaluan Oom Heru yang terus memompa liang kemaluanku.
"Akhh...!
Aakhh.. Oomhh..!" erangku berulang-ulang. Benar-benar luar biasa
sensasi yang kurasakan. Oom Heru benar-benar telah menyeretku menuju
sorga kenikmatan. Persetan dengan keperawananku. Aku sudah tak peduli
apapun.
Tidak berapa lama kemudian, aku merasakan nikmat yang
luar biasa dari ujung kepala hingga ujung kemaluanku!! Tubuhku
mengelepar-gelepar di bawah genjotan tubuh Oom Heru. Seperti tidak
sadar, aku dengan lebih berani menyedot lidah Oom Heru dan kupeluk
erat-erat tubuhnya seolah takut terlepas.
"Ooh.. Oomh..
Akhh..!" akhirnya aku menjerit panjang ketika hampir mencapai puncak
kenikmatan. Tahu aku hampir orgasme, Oom Heru semakin kencang
menyendal-nyendal batang kemaluannya dari jepitan liang kemaluanku.
Saat
itu tubuhku semakin menggelinjang liar di bawah tubuh Oom Heru yang
kuat. Tidak lama kemudian aku benar-benar mencapai klimaks.
"Ooh.. Aauuhh.. Oomh...!" Jeritku tanpa sadar.
Seketika
dengan refleks jari-jariku mencengkeram punggung Oom Heru. Pantatku
kunaikkan ke atas menyongsong batang kemaluan Oom Heru agar dapat masuk
sedalam-dalamnya. Lalu kurasakan liang kemaluanku berdenyut-denyut dan
akhirnya aku seolah merasakan melayang. Tubuhku serasa seringan kapas.
Aku benar-benar orgasme!! Gerakanku semakin melemah setelah kenikmatan
puncak itu. Oom Heru menghentikan sendalannya.
"Bagaimana rasanya sayang..!" bisik Oom Heru lembut sambil mengecup pipiku.
Aku pun hanya terdiam dan wajahku merona karena malu.
"Istirahat dulu ya sayang" bisiknya lagi.
Oom
Heru yang belum orgasme membiarkan saja batang kemaluannya terjepit
dalam liang kemaluanku. Kami kembali terdiam. Mungkin Oom Heru sengaja
membiarkan aku untuk menikmati saat-saat kenikmatan itu. Aku kembali
mengatur napasku sementara kurasakan batang kemaluan Oom Heru terus
mengedut-ngedut dalam jepitan liang kemaluanku. Tubuh kami sudah
mengkilat karena basah oleh keringat. Memang udara saat itu panas
sekali, apalagi kami juga habis bergumul hebat ditambah kamar itu tidak
ber AC, hanya kipas angin yang membantu menyejukkan ruangan yang sudah
berbau mesum itu.
Setelah beberapa saat Oom Heru yang belum
orgasme itu mulai menggerak-gerakkan batang kemaluannya maju mundur.
Kali ini dia bergerak tidak menyendal-nyendal lagi. Masih dengan posisi
seperti tadi, yaitu kakiku menjuntai ke lantai dan pantatku terletak di
tepi pembaringan. Sedangkan oom Heru tetap posisi setengah berdiri
karena kakinya masih di lantai.
Kembali gejolak birahiku
terbangkit. Dengan sukarela aku menggoyangkan pinggulku seirama dengan
gerakan pantat Oom Heru. Rasa nikmat kembali naik ke ubun-ubunku saat
kedua tulang kemaluan kami saling beradu. Gerakan batang kemaluan Oom
Heru semakin lancar dalam jepitan liang kemaluanku. Meskipun masih ada
rasa sedikit ngilu, kubiarkan Oom Heru memompa terus lubang kemaluanku.
Aku
yang sudah cukup lelah hanya bergerak mengimbangi ayunan batang
kemaluan Oom Heru yang terus memompaku. Batang kemaluannya yang hitam
kecoklatan dan sudah berkilat karena basah oleh cairan licin yang keluar
dari kemaluanku tanpa ampun menghajar liang kemaluanku. Edan tenan!!
Liang kemaluanku dimasuki batang kemaluan sebesar itu. Kalau akau tak
malu ingin rasanya aku menjerit meneriakkan kata-kata Oom Timbul dalam
iklan jamu yang terkenal "Uenak tenaaann!". Memang enak, bagi yang belum
pernah merasakan boleh coba! Ditanggung ketagihan.
Memang
kupikir-pikir mendingan enak ngeseks begini daripada ikut-ikutan teman
kuliahku yang sok idealis berdemo panas-panasan!! Memang banyak teman
yang ngajak aku berdemo, tapi aku emoh! Ngapain toh enggak ada
untungnya! Paling-paling kita cuman diperalat sama pemimpin demo!
(Rupanya ada benarnya juga pilihan yang kuambil untuk tidak ikut-ikutan
berdemo! Soalnya ternyata ketahuan ada beberapa rekan yang terima duit
dari demo itu!)
Oom Heru semakin lama semakin kencang
memompakan batang kemaluannya. Sementara mulutnya tidak henti-hentinya
menciumi pipi dan leherku dan kedua tangannya meremas kedua buah dadaku.
Mendapat rangsangan tanpa henti seperti itu nafsuku semakin memuncak
kembali. Kurasakan kenikmatan mulai menjalar lagi. Bermula dari
selangkanganku kenikmatan itu menjalar ke putingku lalu ke ubun-ubunku.
Aku lalu balik membalas ciuman Oom Heru, pantatku bergerak memutar
mengimbangi batang kemaluan Oom Heru yang dengan perkasa menusuk-nusuk
lubang kemaluanku.
Gerakan Oom Heru mulai semakin liar.
Napasnya mendengus seperti kerbau gila! (Mungkin kerbau kalau lagi gila
begini kali ya?) Pantatku kuputar-putar, kiri-kanan semakin liar untuk
menggerus batang batang kemaluan Oom Heru yang terjepit erat dalam
lubang kemaluanku. Aku pun semakin tak mampu menahan diri. Kusedot lidah
Oom Heru yang menyelusup ke dalam mulutku. Tubuh Oom Heru
mengejat-ngejat seperti orang tersengat listrik karena kenikmatan.
Lalu di saat aku menjerit panjang saat merasakan orgasme untuk yang ke sekian kalinya. Oom Heru pun mengejat-ngejat.
"Ough..
Ugh... Ughhh" dengan napas yang terengah-engah, Oom Heru yang berada
diatas tubuhku semakin cepat menghunjamkan batang kemaluannya. Lalu
Crrtt.. Crrtt.. Crrttt... Crttt... Crttt...
Aku
merasakan betapa batang kemaluan Oom Heru menyemprotkan air maninya
dalam kehangatan liang kemaluanku. Matanya membeliak dan tubuhnya
terguncang hebat. Batang kemaluannya mengedut-ngedut hebat saat
menyemburkan air maninya. Aku merasakan ada semprotan hangat di dalam
sana, nikmat sekali rasanya. Rupanya kami mencapai orgasme yang
bersamaan.
"Teruss... teruss... putarrr sayanghhh..!" dengus Oom Heru. Aku pun membantunya dengan semakin liar memutar pinggulku.
Beberapa
saat kemudian tubuhnya ambruk hingga menindih tubuhku. Batang
kemaluannya tetap terjepit dalam liang kemaluanku. Sementara aku
merasakan ada aliran cairan yang mengalir keluar dari liang kemaluanku.
Napas kami menderu selama beberapa saat setelah pergumulan nikmat yang
melelahkan itu.
Gila, air mani Oom Heru luar biasa banyaknya,
sehingga seluruh lubang kemaluanku terasa kebanjiran. Bahkan karna
begitu banyaknya, air mani Oom Heru belepotan hingga ke bibir
kemaluanku. Berangsur-angsur gelora kenikmatan itu reda. Untuk beberapa
saat Oom Heru masih menindihku, keringat kami pun masih bercucuran.
Batang kemaluannya yang sudah mulai melemas secara perlahan terdorong
keluar oleh kontraksi otot liang kemaluanku. Hingga tiba-tiba tubuh kami
berdua seperti tersentak saat batang kemaluan itu terlepas dari jepitan
kemaluanku.
Plop...
Seperti tutup botol yang terlepas saat batang kemaluan itu terlepas dari jepitan liang kemaluanku. Kami tersenyum.
"Enak sayang?" bisiknya mesra.
"Kamu sungguh hebat Anna. Oom sayang sekali sama Anna" ia merayu lagi setelah memperoleh kenikmatan dariku.
Setelah
itu ia menggulingkan tubuhnya berguling kesampingku. Mataku menerawang
menatap langit-langit kamar. Ada sesal yang mengendap dihatiku. Tapi
nasi sudah menjadi bubur! Air mani sudah terlanjur mengucur! Biarin deh!
Apa yang terjadi terjadilah. Que sera sera! Demikian pembenaranku.
"Maafkan Oom, Anna. Oom telah khilaf" bisik Oom Heru lirih.
Aku
tidak menjawab, aku duduk dan bermaksud membersihkan ceceran air mani
Oom Heru yang berceceran di bibir kemaluanku. Aku kembali tercenung
melihat betapa cairan mani yang mengalir keluar dari liang kemaluanku
sedikit kemerahan karena darah perawanku. Ya perawanku telah terenggut
oleh Oomku! Adik kandung ayahku sendiri!! Untuk beberapa saat tak ada
sepatah kata pun yang keluar dari mulut kami berdua.
Namun
rupanya penyesalanku tidak berlangsung lama. Kenikmatan mengalahkan rasa
sesalku. Hari itu kami melakukannya lagi berulang-ulang seperti
layaknya pengantin baru. Oom Heru mengajariku berbagai gaya yang
aneh-aneh! Memang keadaan sangat mendukung karena kedua orangtuaku baru
pulang setelah petang. Jadi siang itu kami benar-benar mereguk
kenikmatan sebebas-bebasnya. Dari beberapa gaya yang diperkenalkan Oom
Heru, hanya gaya "sendal pancing" itulah yang paling berkesan bagiku dan
menjadi gaya favoritku.
Sejak saat itu aku menjadi kekasih
Oom ku sendiri. Tentunya tanpa sepengetahuan ayahku. Dan setiap ada
kesempatan kami selalu melakukannya di manapun dan kapanpun! Benar
pembaca aku menjadi tergila-gila dengan yang namanya seks! I become
addicted to cock since then!!
*****
Demikian kisah
dari salah satu pembaca ceritaku. Bagi pembaca yang punya pengalaman
menarik dan ingin diceritakan boleh kirim ke email-ku nanti kurangkaikan
cerita agar bisa dinikmati seluruh pencinta situs ini. Aku sendiri juga
senang berpetualang apalagi dengan wanita yang lebih tua dariku!
Mungkin aku menderita Oedipus Complex.
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar